novelpro.id–Novel Hidden Soldier Bab 10- Pesta. Merupakan novel yang sangat populer dan banyak di cari oleh para pecinta novel.
Karena pada dasarnya novel yang satu ini mampu membuat para pembacanya penasaran akan cerita-cerita yang di sajikan dalam tiap episode atau bab nya.
Baiklah tanpa berpikir panjang lagi mari simak cerita Novel Hiddem Soldier bagian 10- Pesta.
Hidden Soldier Bab 10-Pesta
Damar tidak keberatan dengan sikap Lilia yang seperti itu. Inilah Lilia yang dia kenal. Dia pun terkekeh. “Apa orang-orang itu masih hidup?”
“Jangan khawatir. Masih belum mati. Aku akan segera melaporkan situasimu kepada mereka.” ujar Nidya menyeka air air mata disudut matanya. “Tugas ini akan jauh lebih mudah setelah menunggumu memulihkan ingatanmu.”
Namun Damar mencegahnya. “Jangan laporkan hal ini dulu. Bukankah kamu mengatakan ada seseorang di dalam Night Watcher yang ingin menggantikanku? Kalau begitu. Aku akan mengejutkan mereka.”
Mendengar itu. Nidya mengangguk penuh semangat. Ini adalah gaya jagoan kita!
Damar memutar lehernya dan berdiri. “Apa misi kali ini?”
“Dia orang dari Holy Temple.” Ujar Lilia dengan tenang. “Bubah Lingga dan Dwiki? mereka sudah mati.” Tatapan mata Damar memancarkan aura yang dingin!
Jika Sisy dan Ameli melihat sorot mata Damar. Mereka pasti akan merasa kaget dan tak percaya. Selamat tiga tahun ini. Damar selalu bersikap rendah hati. Di mata mereka. Damar hanyalah orang yang bodoh!
Tapi saat ini. Ketika Damar mendengar kata “Holy Temple”. Matanya yang dalam memancarkan niat membunuh yang mengerikan!
Damar menarik napas dalam-dalam. Wajahnya muram. “Apakah tubuh White sudah ditemukan?”
Lilia menggelengkan kepala dan mengerutkan dahinya. “Tidak. Termasuk Winter. Aku tidak berhubungan dengannya. Jadi tidak tahu apa dia masih hidup atau tidak. Selain itu. Tujuan Holy Temple ini adalah…”
Ddrrt ddrt ddrt…
Ponsel Damar tiba-tiba berdering dan ternyata Clara menelponnya. Dia langsung menjawab telpon itu. “Halo. Clara?”
Clara sedikit kaget mendengarnya. Dia tiba-tiba merasa Damar sepertinya telah sedikit berubah. Tapi dia tetap bertanya. “Kamu di mana? Aku sudah pulang kantor. Kamu. Kan janji untuk menghadiri pesta bersamaku. Aku menjemputmu sekarang . Ya.”
Damar melirik langit senja di luar jendela. Butuh banyak waktu baginya untuk memulihkan ingatannya.
“Oh. Baiklah. Tidak perlu menjemputku. Berikan saja alamatnya padaku dan aku akan segera ke sana.” Ujar Damar.
“Baiklah! Kalau begitu sampai jumpa di pesta. Ya!” Ujar Clara. Dia langsung memberi tahu Damar alamatnya. Lalu berdandan dan bersiap untuk berangkat.
Damar berpikir sejenak. Dia kemudian menatap Lilia. “Aku akan keluar sebentar. Berikan aku kuncinya. Aku tidak punya tempat tinggal sekarang. Aku akan pulang ke sini agak malam.”
Tanpa pikir panjang. Nidya langsung memberikan kuncinya pada Damar. Namun. Lilia mendengus dingin. “Jangan berikan padanya. Biarkan saja dia tidur di jalan!”
“Hah?” Nidya memandang wajah memelas pada Lilia. Mana mungkin dia membiarkan orang terkuat ini tidur di jalanan? Dia tidak bisa melakukan hal seperti itu.
Ternyata Lilia sangat keras kepala. “Kalau kamu memberikan kunci padanya. Kamu juga tidak boleh tidur di sini.”
Setelah Lilia mengatakan itu. Dia langsung kembali ke ruangannya.
Nidya menatap Damar dengan canggung. Damar hanya tersenyum pahit. “Tidak apa-apa. Jangan berikan kalau kamu keberatan.”
Bagaimana pun juga. Mengambil kunci itu hanyalah sebuah formalitas. Jika dia ingin masuk. Bisakah Lilia menghentikannya?
“Oh. Ya. Ngomong-ngomong. Siapa tujuan dari misi ini?”
“Seorang putri dari orang terkaya di Kota JC. Wendy Kang.” jawab Nidya. “Aku akan memberitahumu detailnya nanti. Kamu pergi saja dulu.”
Tanpa pikir panjang Damar langsung pergi. “Baiklah. Aku pergi dulu.” Ketika Damar pergi. Nidya nidya menunjukan ekspresi khawatir dan bertanya pada Lilia. “Dokter Lilia. Apakah menurutmu Zero akan menyetujui rencana kita? Dia baru saja bercerai…”
Lilia menuangkan segelas anggur merah. Melihat keluar jendela dan tidak menggubrisnya.
Damar tidak tahu seperti apa acara pesta koktail itu. Dia hanya membantu menemani Clara. Clara telah memberinya sebuah perusahaan dan meminta untuk menemaninya ke pesta koktail. Bukankah kesepakatan ini cukup impas?
Damar berdiri lusuh di mulut pintu. Terlihat ada banyak pria tampan dan wanita cantik keluar masuk di sana. Mereka mengenakan gaun mewah. Emas. Silver. Dan mereka memiliki status sosial yang tinggi.
Melihat ekspresi Damar seperti itu. Mereka mengira dia hanyalah seorng satpam atau supir. Tidak akan ada yang mengira Damar juga seorang tokoh dalam pesta ini.
Clara baru datang jam setengah sepuluh malam. Dia turun dari mobil mewah edisi terbatas. Berjalan di karpet merah. Dan langsung menjadi pusat perhatian.
Clara mengenakan gaun menawan yang berwarna gradasi putih biru yang memperlihatkan punggungindahnya. Terlihat sangat anggun dan juga berkelas.
Bibir merah menyala membuat orang terpesona melihatnya. Binar matanya tampak menyimpan pancaran seluruh lautan bintang. yang membuatnya sangat memukau.
Dirinya bagai gabungan antara iblis dan malaikat. Baik kesucian malaikat. Maupun arwah iblis. Tatapan orang-orang itu sebenarnya membuatnya sedikit risih. Tapi dia benar-benar terlihat menawan.
Semua pria yang hadir di sana seolah terhipnotis oleh kecantikannya. Damar pun sampai menatapnya berulang kali. Jika ingatannya belum pulih. Damar mungkin akan terlihat seperti para lelaki yang melongo di buatnya.
Tapi saat ingatannya pulih. Dia tidak terlalu tertarik pada Clara. Dia sama sepertia perempuan lainnya.
Ketika Clara berjalan menghampiri Damar. Dia menghela sedikit napasnya dan berkata dengan kembut. “Maaf. Ya. Aku terlambat!” “Tidak apa-apa. Aku juga baru saja sampai.” jawabnya singkat.
Clara tersenyum dan berputar di hadapan Damar dia tersipu malu dan bertanya. “Apakah kamu menyukainya?”
Bibir Damar menyeringai. “Sangat bagus.”
Pujian dari Damar tulis. Penampilan hanya sekedar penampilan. Tetapi jika di lihat. Kulit Clara sangatlah bagus.
Clara pun terkekeh dan langsung merangkul lengan Damar. “Terima kasih! Jadi aku pantas untukmu! Ayo kita masuk!”
Clara merasa sangat senang dengan komentar Damar.
Gaun dan riasan wajah yang dipilih dengan cermat. Ini semua hanya untuk menangkap hati Damar. Dia dengan pintar untuk mengkombinasikan keduanya. Sehingga menampilkan penampilan yang sempurna. Damar. Cukup terpesona olehnya!
Dia menebak dengan tepat. Di bandingkan dengan angin yang segar. Damar jauh lebih dari itu. Mungkin dia belum mengetahuinya. Sebenarnya ingatan Damar sudah pulih. Jadi Damar tidak lagi terpesona olehnya.
Damar memasuki hotel bersama Clara yang menggandeng tangannya. Seketika Damar terasa sedikit canggung karena dia sudah lama tidak bersentuhan dengan seorang wanita. Clara benar-benar pilihan yang bagus.
Semua pria lain terlihat patah hati. Bagaimana bisa wanita cantik seperti itu masuk ke pesta dengan bocah tengik itu!
Clara pun mengenalkan Damar di acara pesta itu.
“Aku menyelenggarakan pesta malam ini dan pesta ini adalah permintaan Bosku. Aku mengatur pesta koktail seperti ini sesekali.
“Tamu pesta yang di undang adalah talenta muda dari Kota JC. Tujuannya untuk bertukar dan memperluas relasi. Pastinya ada unsur keintimannya juga.”
Damar mengangguk. “Orang-orang itu…”
Clara meliriknya dan bergumam dalam hati. Dia khawatir Damar akan menyindir orang-orang itu. Damar sama sekali tak tertarik dengan pesta semacam ini. Lagi pula tidak mungkin ada yang mau berbicara dengannya setelah melihat penampilannya.
Kemudian. Dia merasa lapar.
Ada banyak makanan di pesta ini. Tapi tidak ada yang memakannya. semua orang kelihatannya tidak datang untuk makan. Tapi Damar juga tidak peduli.
Dia langsung bertanya kepada Clara. “Aku boleh makan? Aku belum makan malam sama sekali.”
Clara tersipu sambil menutup mulutnya dan tersenyum. Menurutnya Damar sangat imut. Clara mengangguk. “Tentu saja boleh. Kamu mau makan apa? Aku akan mengambilkannya untukmu.”
Seketika mereka menjadi tontonan di pesta itu.
Seorang pemuda yang rakus melahap makanannya sampai habis di meja pesta.
Bersambung
Nantikan cerita kelanjutan dari novel hidden soldier novel pdf secara gratis di sini, Terima kasih.